Pengharapan Di Tengah Badai

Dikisahkan bahwa terdapat 276 jiwa berada dalam satu kapal yang sedang mengalami hempasan badai yang sangat hebat saat menempuh perjalanan menuju Roma. 

Kapal tersebut terkena angin sakal sehingga terombang-ambing di tengah lautan. 

Lebih mengerikan lagi, saat kejadian itu, langit dalam keadaan gelap gulita sampai-sampai mereka tidak melihat matahari selama hampir 14 hari lamanya. 

Begitu dahsyatnya angin sakal dan gelombang laut yang menghantam kapal itu, sehingga orang-orang menjadi tawar hati dan hilang pengharapan. 

"Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami." (Kisah Para Rasul 27:20). 

Pada bagian lain dalam Alkitab menyatakan, "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." (Amsal 24:10).

Ketika orang-orang sudah sangat pesimistis dan merasa sudah tidak memiliki harapan untuk selamat, rasul Paulus --yang kebetulan menjadi salah satu penumpang di atas kapal itu--, memiliki sikap hati yang berbeda. 

Di tengah kepanikan yang hebat itu, rasul Paulus mampu menguatkan orang banyak itu: "Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini." (Kisah Para Rasul 27: 22). 

Dengan penuh iman ia berkata, "Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya." (Kisah Para Rasul 27: 34b). 

Kemudian untuk mengantisipasi supaya kapal tidak kandas di salah satu batu karang, mereka pun sepakat membuang sauh, bahkan empat sauh sekaligus (Kisah Para Rasul 27:29). 

Sauh atau jangkar adalah alat berkait dan berat, dibuat dari besi, yang dilabuhkan dari kapal ke dasar laut supaya kapal dapat berhenti dan tidak terbawa oleh arus. 

Dengan sauh, sebuah kapal akan tetap kokoh menghadapi hantaman ombak dan tidak terbawa arus!

Hati kita ibarat kapal yang sedang mengarungi lautan kehidupan, sedangkan "sauh" berbicara tentang pengharapan. Hati kita akan tetap kuat di tengah badai dan hantaman ombak sebesar apa pun, apabila kita memiliki pengharapan di dalam Yesus KristusTuhan kita.

"Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir," (Ibrani 6:19)

Tuhan Yesus memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Tentang Asal Usul Dinasti Nai Rais Uf Dalam Tiga Versi

Arti dan Strata Sosial Berdasarkan Lipatan Piru/destar Amarasi

FAKTA! AMARASI DIJAJAH BELANDA HANYA 190 TAHUN