Usif Tefa Koroh
Akun Salomon Müller sejarawan Prancis, menceritakan bahwa pada tahun 1828-1829 Kerajaan Amarasi saat itu terbagi menjadi tiga kefetoran, yaitu, Kefetaroran Buraen dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Baun, Kefetoran Tarba dengan pusat pemerintahan di Tofa dan Kefetoran Haumen dengan pusat pemerintahan di Oekabiti. Sedangkan penguasa tertinggi oleh Müller disebut "Nai Jufa Naik" dengan "kepala emas". Müller tidak menyebutkan nama Raja Amarasi itu, tetapi dalam penelitian saya dapat dipastikan bahwa Usif Nairasi itu adalah Nai Tefa Koroh.
Siapakah Nai Tefa Koroh ini....? Silahkan ikuti kisahnya di bawah ini
Kakek kandung Usif Tefa Koroh memiliki nama sapaan Baki Ktuta atau biasa disebut juga Kiri Rasi, dialah pemegang kekuasaan tertinggi Kerajaan Amarasi dari tahun (1752-1774). Kisah Raja Kiri Rasi secara lengkap dapat di baca di sini https://www.facebook.com/136492756701667/posts/1072992063051727/
Raja Kiri Rasi ini memiliki tiga orang anak, salah satunya adalah perempuan bernama Bi Nepa Rasi sedangkan dua saudara laki-lakinya yaitu Muni Rasi-2 dan Koroh Rasi.
Bi Nepa Rasi memiliki dua orang anak laki-laki hebat, yaitu Obe Koroh dan Tefa Koroh. Tefa Koroh dialah raja Amarasi yang memerintah dari tahun (1803-1832) Menggantikan kakak kandungnya Usif Obe Koroh.
Anak perempuan dalam Dinasti Nai Rais Uf hampir tidak mengekspose nama suami mereka. Dan laki-laki yang menikah dengan anak perempuan dari turunan Nai Rais Uf harus mengikuti marga isterinya. Demikian halnya juga Bi Nepa Rasi tidak disebutkan nama suami dan marganya. Anak-anak yang lahir dari anak perempuan raja Amarasi selalu memakai marga ibunya. Itu adalah syarat yang telah ditetapkan dalam lingkup Kerajaan Amarasi sejak awalnya.
Dari Bi Nepa Rasi inilah lahirlah anak cucu yang kemudian hari mengenakan marga Neparasi dibelakang nama mereka hingga hari ini.
Ibu kandung dari Bi Nepa Rasi dan dua saudaranya adalah turunan Topases atau Portugis Hitam yang sempat disebutkan oleh sejarawan Prancis Salomon Müller bahwa ia berdarah Yahudi. Itulah sebabnya turunan dari Kiri Rasi pernah menerima tanda mata dari bangsawan Yahudi berupa pahatan Bintang Daud yang dipajang pada Dinding Istana Raja Amarasi saat itu (Sonaf Fafon).
Kiranya bermanfaat
Karya ini dilindungi Undang-undang Hak Cipta pasal 72 No. 19 ayat 1 dan 2 tahun 2002.
Boleh dicopy untuk digunakan sebagai bahan pengajaran, dengan mencantumkan nama penulis
Bandung, rabu 26 Jan 2022
Penulis
Pdt. Aner Abraham Nitti Runesi
Komentar
Posting Komentar