FAKTA! AMARASI DIJAJAH BELANDA HANYA 190 TAHUN

Amarasi adalah sebuah kerajaan kecil yang terletak 25 km selatan barat daya kota Kupang dan hanya butuh satu jam lebih untuk dapat mencapai pusat Kerajaan Amarasi yang terletak di Teunbaun Amarasi Barat saat ini. 

Akan tetapi sangat sulit bagi Belanda untuk bisa menaklukan Kerajaan Amarasi saat itu, sehingga butuh 99 tahun barulah Amarasi dapat ditaklukan oleh Belanda.

Fakta ini dibuktikan sejak kematian Raja Amarasi Esu Rasi tahun 1752 pasca Perang Penfui 1749, padahal  Belanda menduduki Kupang dari tahun 1653 

Tahun 1656 pertempuran paling fenomenal yang dicatat secara lengkap di mana Belanda dipimpin oleh Jenderal  yang sangat terkenal Arnold de Vlamingh Van Oudtshoorn bersama 800 pasukannya yang bersenjata lengkap ditambah pasukan lokal dari Rote, Sabu dan Solor berusaha menyerang Amarasi tetapi berhasil dipukul mundur oleh pasukan gerilya dari Amarasi yang didukung Portugis dengan kedua pemimpin mereka Antonio de Hornay dan Mattheus da Costa.

Dalam pertempuran ini Belanda kehilangan 170 pasukan ditambah pasukan lokal yang juga tewas dalam pertempuran tersebut.

Belanda baru bisa menaklukan Amarasi setelah terjadinya perang Penfui 1749. Belanda memberi kesempatan kepada kerajaan Amarasi untuk tunduk kepada Belanda tetapi hal itu tidak diindahkan oleh Raja Amarasi yaitu Esu Rasi.

Tiga tahun kemudian yaitu tahun 1752 raja Esu Rasi ditangkap untuk kedua kalinya dan dibawa ke Kupang. Rupanya Raja Esu Rasi tidak mau tunduk sehingga ia dipenggal kepalanya oleh Belanda. Jenazahnya dikuburkan di Bakunase atas permintaan Raja Nisnoni yang memerintah Kerajaan Sonbai Kecil saat itu, demikian tutur yang disampaikan Raja Alfons Nisnoni.

Dikemudian hari, mengingat kebaikan hati Raja Nisnoni menguburkan jenazah Raja Esus Rasi, maka Kerajaan Amarasi memberikan sebidang tanah kepada Kerjaan Sonbay Kecil di Oematmuti

Sementara di seluruh Amarasi terjadi bumi hangus, para panglima perang dan prajurit ditangkap kemudian diasingkan di beberapa tempat, sedangkan rakyat Amarasi dibawa ke Kupang untuk kerja paksa.

Raja Esu Rasi dipenggal kepalanya tepat tahun 1752. Jadi sejak saat itu, Amarasi takluk kepada Belanda sehingga jika dihitung takluknya Kerajaan Amarasi terhadap Belanda mulai tahun  (1752-1942), maka total 190 tahun.

Kiranya bermanfaat, Tuhan Yesus memberkati

Karya ini dilindungi Undang-undang Hak Cipta pasal 72 No. 19 ayat 1 dan 2 tahun 2002.

Boleh dicopy untuk digunakan sebagai bahan pengajaran, dengan mencantumkan nama penulis


Bandung, 28 Jan 2022

Penulis
Pdt. Aner Abraham Nitti Runesi

_________________________

Refrensi
1. https://www.berdikarionline.com/dari-pertempuran-penfui-sampai-terbelahnya-pulau-timor/
2. https://zonalinenews.com/2017/09/amarasi-dalam-pagar-mistik-se-abad-terlambat-dalam-dunia-pendidikan/
3. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/kupang-pada-masa-voc/
4. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Timor_Belanda
5. https://m.facebook.com/1447653885496611/photos/asal-usul-kerajaan-amarasiraja-amarasi-berasal-dari-kerajaan-wehali-di-belu-atam/1616504341944897/

Komentar

  1. Trm kasih Bapak atas informasi catatan sejarahnya, UIS NENO NOKAN KIT

    BalasHapus
  2. Tidak nyambung dgn Keberadaan Nisnoni, Nisnoni menduduki wilayah Bakunase benar, Namun Nisnoni masih di kemimpinan Sonbai Besar, Masih di Kota kerajaan di Kauniki, Nisnoni Menguasai Kota Kupang 1932 dan singkat kerajaan Nisnoni.

    BalasHapus
  3. Maksudnyavkeberadaan Nisnoni tahun 16709 kurang lebih, namun belom jadi raja di Wilayah Kupang, kejadian Nisnoni 1937 baru disetujui untk memimpin 3 raja kecil menjadi bagian besar dari Nisnoni, yang dgn Sonbai Kecil.

    Tahun 1749 masih kekuasaan Sobai besar di kota kerjaan sobai di Kauniki.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih masukannya...

      Kl bgitu bisa minta tolong jelaskan silsilah ini?

      Daftar raja Sonbai

      1659 – 1672: Ama Tuan II [putera Ama Tuan I dari Sonba’i Besar]
      1672 – 1717: Usi Tetu Utang[puteri]
      1717 – 1726: Bernardus de Leeuw [putera Dom Pedro dari Sonba’i Besar]
      1728 – 1748: Corneo Leu [saudara]
      1748 – 1760: Daniel Tafin Leu[saudara]
      1760 – 1776: Jacobus Albertus Taffy [putera Bernardus de Leeuw]
      1776 – 1782: Alphonsus Adrianus [dari Sonba’i Besar]
      1776 – 1795: Bernadus Nisnoni or Baki Bena [putera Jacobus Albertus Taffy]
      1795 – 1798: Dirk Hendrik Aulasi [putera?]
      1798 – 1821: Pieter Nube or Nube Bena[saudara Bernardus Nisnoni]
      1821 – 1825: Pieter Babakase [putera]
      1820s ?: Isu Baki [putera Bernardus Nisnoni]
      1825 – 1839: Pieter Aulasi or Ote Nuben [cucu Pieter Nube]
      1839 – 1860: Meis Nisnoni [putera Pieter Babakase]
      1860 – 1874: Pieter Messi Nisnoni [putera]
      1875 – 1889: Bastian Isu Nisnoni [saudara]
      1890 – 1902: Sait Meis Nisnoni [putera]
      1905 – 1911: Baki Bastian Meis Nisnoni (wafat 1972) [saudara]
      1911 – 1918: Nicolaas Isu Nisnoni (di Kupang 1918-1945; wafat 1952) [saudara]
      1945 – 1955: Alfonsus Nisnoni (wafat 1992) [putera]
      1992 – ….: Leopold Nicolaas Isu Nisnoni [putera]



      https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/timor-2/kerajaan-sonbai-kecil/

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUT PERDANA FORSA

Kisah Ibu Tunggal Dengan Empat Anaknya