Legenda Ikan Foti
Bagi kalian yg tinggal di Kupang dan suka bolak-balik Baun karena menyukai gurihnya Se'i babi.. tentu kalian melewati IKAN FOTI. Berikut ini legendanya
Ikan Foti artinya ikan yang menari. Itu adalah nama sebuah tempat yang mengerikan di bagian barat Amarasi yang berbatasan dengan Kupang Timur dan Kupang Barat. Tempat ini dikenal oleh para pengemudi sebagai lokasi rawan kecelakaan lalu lintas.
Kondisi tanah di lokasi ini juga sangat memprihatinkan. Longsor dan erosi merupakan cerita lama yang selalu terjadi setiap musim penghujan. Pernah ada orang berkata: "Kalau erosi dan longsor terus terjadi di situ, lama kelamaan pula Timor bisa terbagi menjadi dua pulau." Mengapa begitu?
Ikan Foti adalah satu-satunya tempat yang paling tinggi yang terletak pada jalur rendah dari Babau di Kupang Timur dan Oepaha di perbatasan Amarasi dan Kupang Barat. Menurut cerita yang saya dengar, pulau Timor nyaris saja terbagi menjadi dua jika niat dari dua ekor ikan untuk bertemu, yang satu dari pantai Oepaha dan yang lain dari pantai Babau tidak berhasil dicegah. Bagaimana sebenarnya isi cerita rakyat itu?
Saya membaca Majalah Timor Bode tahun 1919. Di situ saya bertemu dengan kisah mengenai Ikan Foti. Dengan senang hati saya meneruskan kisah ini kepada pembaca semua untuk diketahui. Moga-moga kisah ini mendorong pembaca untuk mencari tahu sejarah atau cerita yang tersimpan di balik nama dari tempat-tempat yang ada di sekitar kita.
Pada waktu yang sudah lama sekali, ketika hal-hal menceggangkan sering terjadi, muncullah dua ekor ikan: yang satu dari Amfoang dan yang lain dari Oepaha. Keduanya keluar dari air laut dan mulai berdansa. Yang satu bergerak dari Amfoang, yang lain dari Oepaha. Mereka berdansa di sepanjang gunung-gunung yang ada di Amarasi. Celakanya, air laut ikut menerobos ke darat mengikuti jejak kedua ikan itu.
Seluruh penduduk daratan Timor terkejut dan panik menyaksikan ulah kedua makhluk laut yang memporak-porandakan bumi tempat mereka berdiam. Dan setelah beberapa waktu kedua ikan itu, serta air laut yang menyusul mencapai lokasi yang disebutkan tadi, maka daerah yang berbukit-bukit itu mulai runtuh. Tanahnya melorot ke bawah dan terjadilah erosi yang hebat. Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu terpaku bisu. Mereka menjadi sangat takut membayangkan kejadian yang akan segera menyusul. Timor akan terbelah jadi dua. Laut akan masuk sampai ke darat. Air bah yang hebat akan terjadi. Akibatnya semua penduduk Timor akan terkubur dalam laut.
Beruntunglah ada seorang laki-laki yang segera dapat menguasai diri. Secepat angin tofan berhembus, ia berlari ke pondoknya yang rewot. Ia mengambil senapan satu-satunya yang ia miliki, mengisi senapan itu dengan peluru lalu berlari menuju tempat yang menghebohkan itu.
Tanpa ragu-ragu ia memuntahkan peluru dari laras senjatanya ke arah kedua ikan itu. Pertunjukan yang mengerikan itu segera berakhir. Kedua ikan itu rebah ke bumi dalam keadaan tak bernyawa.
Bencana dahsyat yang mengancam dapat dicegah, air bah kembali surut. Laut yang bergelora kembali ke tempatnya semula.
Penduduk pulau Timor selamat dari bencana dahsyat, tetapi sang juru selamat mati dengan senapan masih di tangan. Dalam beberapa ketika saja ia berubah menjadi batu. Batu yang aslinya adalah sang pahlawan tadi masih tetap berdiri di Ikan Foti sebagai tugu peringatan akan kejadian dahsyat itu. Di sana, di tempat yang bernama Ikan Foti, ia menjadi kenangan abadi bagi anak cucu orang Timor. Demikianlah kisah Ikan Foti (Joh. Hessing. de Timor-Bode No. 39. Juli 1919).
Dikisahkan kembali oleh Pdt. Dr. Eben Nuban Timo
Komentar
Posting Komentar