Hidup Tanpa Sandiwara


Dongeng adalah bentuk cerita turun temurun dari nenek moyang. Kejadian pada dongeng terkesan sebagai kejadian sungguhan. Namun, pada dasarnya dongeng adalah cerita fiktif dan imajinatif, seperti binatang dan tumbuhan yang bisa berbicara seperti manusia. 

Tetapi justru dongeng inilah yang sedang dicari-cari orang di zaman sekarang ini, tak terkecuali orang Kristen. "Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng." (2 Timotius 4:4). Mereka seringkali lebih menyukai khotbah "ringan" yang meninabobokan, khotbah yang bisa membuat tertawa lepas, khotbah yang menghibur.

Tanpa disadari gereja bukan lagi menjadi tempat untuk sungguh-sungguh mencari Tuhan dan kebenaran-Nya, tapi tempat mencari hiburan penghilang kepenatan.  

Akhirnya gereja pun dipenuhi dengan orang-orang yang menjalankan peran seperti tokoh-tokoh dalam dongeng, penuh kepura-puraan dan kepalsuan.  

Para pelayan Tuhan pun saat menjalankan tugas pelayanannya berlaku seperti orang yang memerankan tokoh pada sandiwara atau sinetron, menjalankan karakter yang berbeda dari aslinya, berlaku seperti malaikat dengan tutur kata yang santun dan tampak rohani.  

Para pembicara pun menempuh jalur "aman" dengan berusaha menyampaikan materi-materi khotbah yang dapat diterima dan disenangi jemaat. Jemaat pun tidak senang apabila ditegur, dinasehati, diajar tentang kebenaran, apalagi tentang pikul salib dan sangkal diri.

Banyak orang tidak suka dengan firman Tuhan keras yang berisikan teguran dan pertobatan karena dianggap menghalangi dirinya untuk menikmati kesenangan dagingnya.

Ini adalah jebakan Iblis! Padahal teguran keras firman Tuhan bertujuan membangunkan kita dari "tidur" rohani, mengingatkan kita akan akibat dosa, "Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." (Ibrani 5:13-14).

Dunia ini sedang lenyap dengan segala keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Tuhan, tetap hidup selama-lamanya (1 Yohanes 2:17).

Tuhan Yesus memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUT PERDANA FORSA

FAKTA! AMARASI DIJAJAH BELANDA HANYA 190 TAHUN

Kisah Ibu Tunggal Dengan Empat Anaknya