Jangan Ikut Yesus Kalau Tidak Mau Pikul Salib

Datang kepada Tuhan untuk meminta berkat dan hidup kelimpahan tidaklah salah. Tetapi kalau selama bertahun-tahun menjadi Kristen hanya itu yang kita lakukan tanpa pernah mau mengerti bahwa pada tahap tertentu dalam perjalanan iman, Tuhan mengijinkan ujian dan penderitaan terjadi dalam kehidupan kita, maka sampai kapan pun kita tidak akan pernah menjadi seorang Kristen yang dewasa.

Ujian dan penderitaan adalah bagian dari proses pembentukan Tuhan dalam tumbuh kembangnya iman setiap pengikutNya.  

Jika mengikut Yesus tetapi tidak mau menderita yang digambarkan sebagai pikul salib maka sebaiknya jangan ikut Yesus karena itu adalah wajib dialami orang percaya.

Suatu waktu Petrus menegor Yesus supaya jangan melewati proses penderitaan yang harus dialami, tetapi apa yang dikatakan Yesus kepada Petrus?..... Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Markus 8:33)

Umumnya orang Kristen selalu berpikir bahwa datang kepada Yesus pasti diberkati berkelimpahan, tidak akan menderita, pasti akan mengalami berkat dan mengalami banyak hal yang baik-baik saja, tetapi mereka lupa kalau bagian yang lain dari pengajaran Yesus adalah menderita bagi Dia. "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia," (Filipi 1:29)

Kekristenan tak dapat dipisahkan dari penyangkalan diri dan pikul salib. Apa maksudnya? Penyangkalan diri berarti harus menyalibkan segala keinginan daging kita, rela meninggalkan dosa dan berkomitmen untuk hidup benar setiap hari di hadapan Allah.  

Memikul salib berarti harus rela dibenci dan dimusuhi oleh dunia ini karena nama Yesus, bukan dibenci karena sifat dan tabiat buruk yang tidak mau dilepaskan. 

Bahkan dikatakan, "...siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya." (Markus 8:35).  

Jadi, mengikut Kristus benar-benar membutuhkan komitmen yang tinggi, tidak boleh setengah-setengah. Memikul salib juga berarti mengalami penderitaan karena namaNya, bukan menderita akibat kesalahan yang dibuat sendiri.

Namun kita percaya bahwa dalam segala perkara Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28). Jadi kita dalam kondisi diberkati atau belum diberkati, disembuhkan atau belum disembuhkan dan sebagainya harus tetap bersungguh-sungguh di dalam mengiring Tuhan.

Pemazmur menyatakan, "Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20). Ini menunjukkan bahwa percaya kepada Tuhan Yesus bukan berarti bebas dari masalah. Persoalan tetap ada, tetapi berbeda ketika kita memiliki Tuhan Yesus karena Dia akan selalu menopang, menguatkan dan memberikan jalan keluar bagi kita.

Tuhan Yesus memberkati























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Tentang Asal Usul Dinasti Nai Rais Uf Dalam Tiga Versi

Arti dan Strata Sosial Berdasarkan Lipatan Piru/destar Amarasi

FAKTA! AMARASI DIJAJAH BELANDA HANYA 190 TAHUN