Asal Usul Nai Ruku Tunbaun
Nai Ruku dikisahkan dua bersaudara dan sejatinya mereka adalah pelaut dari negeri seberang yang berlayar dengan kapal menuju Pulau Timor.
Kedua Ruku bersaudara ini sangatlah belia ketika menuju Pulau Timor, entah mereka datang dari semenanjung India atau dari kawasan Hindia Belakang?
Salah satu kisah di Pulau Sumatera yang menuturkan tentang salah satu rombongan besar dari India dengan kapal yang memiliki nama "Gajah Ruku". Ketika itu kapal tersebut karam sehingga rombongan pedagang tersebut tidak dapat melanjutkan perjalanan menuju arah Timur Indonesia. Keluarga besar ini akhirnya terpencar tetapi sebagian besar menetap di Pulau Sumtera terutama Sumatera Utara (Batubara) dan sebagian lagi menetap di Padang, Sumtera Barat. Tempat karamnya kapal itu sampai hari ini masih ada dengan nama "Labuhan Ruku", artinya tempat berlabuhnya kapal "Gajah Ruku". Cerita ini dikisahkan dalam beberapa versi oleh masyarakat Padang dan Batubara Sumatera Utara.
Kembali pada kisah Nai Ruku Tunbaun. Kedua Ruku bersaudara ini berlayar dengan kapal menuju Pulau Timor, akan tetapi keduanya kemudian berpisah karena kapal yang mereka tumpangi dihantam ombak dan karam ketika memasuki kepulauan Flores. Nai Ruku yang lebih tua konon tidak dapat melanjutkan perjalanan sedangkan adiknya melanjutkan perjalanan menuju Pulau Timor.
Tidak ada kisah detail ketika sang adik tiba di Timor tetapi tutur yang disampaikan tetua Nai Ruku bahwa Nai Ruku yang tiba di Pulau Timor ini namanya Res Ruku. Tipikal Res Ruku digambarkan sebagai pemuda yang lincah, energik dan rajin.
Pulau timor saat itu marak ada perdagangan bahan baku lilin (sarang lebah), kayu cendana bahkan budak sehingga di seputaran pantai Kupang banyak kapal yang memperdagangkan barang-barang komoditas dari daratan Timor tersebut.
Res Ruku muda tiba di Kupang, ia bekerja di seputaran pelabuhan tetapi kemudian ia mengabdi di Istana Raja Amarasi. Tidak ada kisah detail awal mula Res Ruku ada di istana Raja Amarasi, tetapi raja Amarasi sangat senang akan keuletan Res Ruku.
Ia ditugaskan merawat kebun raja di Soba disamping menggembalakan kerbau milik Rasi Koroh. Tempat Res Ruku mengembalakan sapi dan kebun raja tersebut ada mata air yang diberi nama "Oe Nai Ruku". Nama tempat itu masih ada sampai hari ini.
Karena Res Ruku yang masih muda maka kemudian Raja Amarasi saat itu Rasi Koroh meminta supaya para Nakaf di seputaran Amarasi mencarikan jodoh bagi Nai Res Ruku. Adalah Nakaf Battuna saat itu Runa Honin bersedia mencarikan jodoh bagi Nai Res Ruku. Pujaan hati Nai Res Ruku yang kemudian dinikahinya adalah Bi Treo Obehetan.
Dari pernikahan Res Ruku dan Treo Obe lahirlah anak laki-laki tunggal yang diberi nama Naut Ruku. Karena Res Ruku sudah berkeluarga maka kemudian ia ditugaskan oleh Rasi Koroh untuk menarik upeti dari para Temukung berupa sirih pinang dan kelapa serta barang-barang lainnya saat itu.
Turunan selanjutnya dari anak tunggal Res Ruku dan Treo Obe ini yaitu Naut Ruku, menikah dengan Tot Nitti sehingga lahirlah lima anak laki-laki sehingga dikalangan tetua Nai Ruku biasanya menyebut kelima anak ini dengan sebutan "Nai Ruku Moen Nima". Di Runreta Oe Ruku mereka berdiam untuk pertama kali karena merekalah yang menjaga tapal batas antara Amarasi dan Baumata (Taebenu).
Nantikan kisah selanjutnya dan jika ada kurang dari cerita ini silahkan dikoreksi. Kiranya bermanfaat.
Bandung, 27 Jan 2022
Penulis
Pdt. Aner Abraham Nitti Runesi
Terima kasih luar biasa, sejarah yang bagus perlu jadi pengetahuan bagi r
BalasHapusGenerasi berikutnya, saya turunan dari Amarasi juga,